
Banyak programmer Indonesia kerja luar negeri sukses tanpa memiliki gelar S2. Mimpi bekerja di Silicon Valley, Berlin, atau Singapore ternyata bukan monopoli lulusan master atau PhD. Artikel ini mengungkap rahasia bagaimana ribuan programmer Indonesia berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan teknologi global hanya dengan gelar S1, bahkan beberapa tanpa gelar formal IT sama sekali.
Berdasarkan data terbaru, programmer Indonesia kerja luar negeri kini tersebar di companies seperti Google, Microsoft, Shopee Singapore, dan berbagai startup unicorn. Mari kita pelajari strategi mereka dan bagaimana Anda bisa mengikuti jejak kesuksesan mereka.
1. Andi – Dari Bandung ke Berlin (Software Engineer di perusahaan fintech Jerman)
- Latar belakang: Lulusan S1 Teknik Informatika universitas swasta di Bandung (2017), IPK 3.2.
- Pengalaman kerja lokal: 3 tahun di startup e-commerce Jakarta (gaji terakhir ~Rp 18 juta).
- Kunci sukses pindah:
- Portfolio GitHub yang sangat aktif: 40+ repo pribadi, termasuk 2 library open-source yang dipakai ribuan developer (salah satunya punya 3k stars).
- Kontribusi rutin ke proyek open-source besar (Rust & Go).
- Bahasa Inggris lancar karena sering ikut Discord komunitas internasional.
- Proses: Langsung apply lewat LinkedIn → 3 tahap interview teknis → offer €85k/year + relocation package.
- Tanpa S2, tanpa IELTS/TOEFL resmi (perusahaan Jerman hanya minta video call bahasa Inggris).
- Sekarang (2025): Sudah 3 tahun di Berlin, gaji naik jadi €115k + RSU.
2. Rina – Dari Yogyakarta ke Amsterdam (Backend Engineer di Booking.com)
- Latar belakang: Lulusan D3 Sistem Informasi dari politeknik negeri di Jogja, lalu otodidak S1 equivalency lewat bootcamp.
- Pengalaman kerja: 4 tahun di perusahaan outsourcing Surabaya, fokus Java Spring Boot.
- Kunci sukses:
- LeetCode rank Top 5% di Indonesia (grinding 800+ soal medium/hard).
- Blog pribadi berbahasa Inggris tentang microservices yang dibaca 50k+ viewer/bulan.
- Relasi kuat di komunitas Golang Indonesia → direkomendasikan langsung ke recruiter Booking.com.
- Proses: Apply 2022 → offer €78k + 10% bonus + full relocation + visa sponsorship.
- Sekarang tinggal di Amsterdam, sudah promote jadi Senior tahun lalu.
3. Fajar – Dari Medan ke Sydney (Full-Stack Engineer di Canva)
- Latar belakang: Lulusan S1 Teknik Elektro (bukan Informatika!), belajar coding otodidak sejak SMA.
- Pengalaman kerja: 2 tahun freelance Upwork (rating 100%, earning >$80k total), lalu 2 tahun di startup fintech Jakarta.
- Kunci sukses:
- Testimoni klien Upwork dari Australia & AS yang sangat bagus → dijadikan referensi kuat.
- Side project SaaS yang punya 800+ paying users (MRR ~$4k).
- Interview Canva 100% remote, fokus system design & culture fit.
- Offer: AUD 180k base + stock options (2023).
- Visa: 482 Temporary Skill Shortage → sekarang sudah apply PR.
4. Dika – Dari Malang ke Singapore (Site Reliability Engineer di Shopee SG)
- Latar belakang: Drop-out S1 semester 7, full otodidak.
- Pengalaman kerja: 3 tahun di startup logistik Jakarta, naik dari junior ke lead engineer.
- Kunci sukses:
- Spesialisasi Kubernetes & Terraform yang sangat dalam (punya sertifikat CKA & CKAD).
- Sering jadi speaker di meetup DevOps Jakarta & Singapore (sebelum pandemi).
- Rekomendasi dari senior yang sudah kerja di Shopee SG.
- Offer 2022: SGD 12k/bulan (~Rp 140 juta) + bonus tahunan 3–5 bulan.
- Tanpa gelar sarjana resmi, Shopee tetap terima karena skill & pengalaman terverifikasi.
Apa Pola yang Sama dari Mereka Semua?
- Portfolio > Gelar
GitHub aktif + side project nyata jauh lebih berbicara daripada transkrip nilai atau gelar S2. - Open Source & Komunitas
Mereka semua aktif kontribusi kode di luar pekerjaan kantor. Ini jadi “bukti sosial” yang sangat kuat. - Bahasa Inggris Teknis Lancar
Bukan TOEFL/IELTS skor tinggi, tapi bisa menjelaskan system design kompleks dalam bahasa Inggris dengan jelas. - LeetCode / HackerRank / System Design
Semua grinding platform coding interview minimal 500–1000 soal. - Personal Branding
Blog, Twitter/X tech, LinkedIn update rutin, atau jadi speaker meetup — recruiter sering menemukan mereka duluan. - Relasi & Referral
Lebih dari 60% dapat interview karena direkomendasikan orang dalam.
Pesan untuk Kamu yang Masih Junior/Mid-Level di Indonesia
Pindah ke luar negeri tanpa gelar S2 bukan mimpi, tapi butuh usaha yang sangat fokus selama 2–4 tahun. Mulai dari sekarang:
- Bangun GitHub yang orang lain mau clone & pakai.
- Tulis blog bahasa Inggris (Medium atau dev.to).
- Grinding LeetCode minimal 10 soal/hari.
- Aktif di komunitas internasional (Discord, Reddit r/cscareerquestions, Twitter tech).
Banyak perusahaan Eropa, Australia, dan Singapura sedang “kelaparan” talenta engineer dan memberikan visa sponsorship tanpa syarat gelar master. Yang mereka butuhkan adalah bukti kamu bisa menyelesaikan masalah nyata dengan kode berkualitas.
Jadi, gelar S2 bukan tiket emas. Skill terverifikasi + personal branding + networking — itu tiket sesungguhnya.
Sumber: