
Komputer pertama yang dioperasikan di Indonesia adalah Control Data Corporation (CDC) 160A. Komputer mainframe ini mulai digunakan pada tahun 1964 oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Penggunaan CDC 160A menandai awal era teknologi komputasi dan digital di Indonesia, khususnya untuk mendukung riset ilmiah di bidang nuklir.
Pengenalan CDC 160A di Indonesia
CDC 160A adalah komputer besar berarsitektur 16-bit yang diterima Indonesia dari Amerika Serikat sebagai bagian dari bantuan teknologi. Komputer ini memiliki kecepatan pemrosesan puluhan ribu instruksi per detik (KIPS) dan kapasitas penyimpanan data dalam besaran kilobyte. Meski ukurannya besar dan mengonsumsi daya tinggi, CDC 160A memungkinkan BATAN menjalankan kalkulasi fisika nuklir yang kompleks dengan efisiensi jauh lebih baik daripada metode manual.
Peran di BATAN
BATAN mendirikan dan mengoperasikan CDC 160A sebagai fasilitas utama dalam mendukung penelitian tenaga nuklir. Komputer ini menjadi alat penting untuk mempercepat proses riset dan pengembangan, memungkinkan simulasi dan perhitungan rumit yang sebelumnya sangat memakan waktu. CDC 160A hadir saat Indonesia mulai serius membangun pondasi penelitian ilmiah dan teknologi.
Perkembangan Teknologi Komputer di Indonesia
Setelah keberhasilan CDC 160A, komputer generasi berikutnya mulai masuk ke berbagai lembaga riset dan institusi pendidikan tinggi. Pada akhir 1960-an hingga 1970-an, komputer seperti IBM 1620 mulai digunakan di LIPI dan institusi lainnya. Era 1980-an dan 1990-an menyaksikan kemajuan besar dengan masuknya minikomputer dan komputer pribadi, membuka jalan bagi pengembangan teknologi informasi dan digital secara luas di Indonesia. Saat ini, teknologi digital lokal semakin berkembang pesat di berbagai sektor.