Blog

Your blog category

Blog

84% Perusahaan Anggap Keterampilan Coding Penting

Di era digital saat ini, keterampilan coding bukan hanya untuk pekerjaan IT, tetapi juga dibutuhkan di banyak bidang lain. Survei NTUC LearningHub (2022) menunjukkan bahwa 84% perusahaan melihat peningkatan kebutuhan coding di berbagai posisi, termasuk yang non-teknis. Coding: Keterampilan Universal di Era Digital Kenapa Coding Dibutuhkan di Bidang Non-Teknis? Beberapa alasan utama yang diidentifikasi terkait pentingnya coding di luar pekerjaan teknis adalah: Contoh Penerapan Coding di Luar IT Menurut temuan yang sama, coding kini dibutuhkan untuk tugas-tugas seperti: Kesimpulan Perusahaan mencari talenta yang mampu bridging antara proses bisnis dan teknologi, sekaligus mampu mengadopsi inovasi digital di ranah kerjanya. Referensi utama:

Blog

Ada Lebih dari 700 Bahasa Pemrograman

Ketika kita membicarakan coding, nama-nama seperti Python, Java, atau JavaScript mungkin menjadi yang pertama terlintas di pikiran. Padahal, dunia pemrograman jauh lebih luas dari itu. Faktanya, ada 700 bahasa programan yang berbeda di dunia. Jumlah yang mengejutkan ini menunjukkan betapa beragamnya alat yang digunakan para pengembang untuk membangun teknologi yang kita nikmati saat ini. Mengapa Ada Begitu Banyak Bahasa? Masing-masing bahasa pemrograman diciptakan untuk tujuan tertentu. Sama seperti tukang kayu yang menggunakan berbagai alat—palu, gergaji, pahat—untuk tugas yang berbeda, programmer juga memilih bahasa yang paling sesuai dengan proyek yang mereka kerjakan. Bahkan ada bahasa yang dirancang untuk kebutuhan yang sangat spesifik, seperti bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengendalikan robot di luar angkasa atau sistem pengobatan di rumah sakit. Memilih Bahasa yang Tepat Dengan begitu banyak pilihan, apakah kita harus mempelajari semuanya? Tentu saja tidak. Mayoritas programmer profesional fokus pada beberapa bahasa yang relevan dengan bidang karier mereka. Yang terpenting bukanlah menguasai setiap bahasa, melainkan memahami konsep dasar coding, seperti logika, struktur data, dan algoritma. Konsep-konsep ini adalah fondasi yang sama di semua bahasa. Setelah kamu menguasai satu bahasa, akan jauh lebih mudah untuk mempelajari bahasa yang lain. Jadi, jangan merasa terbebani dengan jumlah yang fantastis itu. Mulailah dengan bahasa yang menarik minatmu, dan dari sana, kamu akan membuka pintu menuju dunia teknologi yang tak terbatas. Sumber:

Blog

Mengapa Coding Tidak Hanya untuk Orang IT?

Coding sering kali dianggap sebagai keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh para ahli di bidang teknologi. Namun, anggapan ini semakin tidak relevan di dunia modern. Data menunjukkan bahwa kemampuan coding kini menjadi aset penting di berbagai sektor, jauh melampaui industri IT. Ini bukan lagi keahlian teknis semata, melainkan alat berpikir logis yang membuka pintu peluang baru di berbagai profesi. Pergeseran Kebutuhan di Dunia Kerja Pergeseran ini terlihat jelas dalam lanskap pekerjaan saat ini. Dan angka ini terus meningkat. Mari kita lihat beberapa contoh konkret: Penggeseran Di Dunia Kerja Pergeseran ini terlihat jelas dalam lanskap pekerjaan saat ini. Sebuah studi dari Burning Glass Technologies menunjukkan bahwa 7 juta pekerjaan di tahun 2015 membutuhkan keterampilan coding, dan sekitar 50% dari pekerjaan ini berada di luar sektor teknologi. Angka ini terus meningkat. Mari kita lihat beberapa contoh konkret: Lebih Dari Sekadar Menulis Code Mempelajari coding bukan hanya tentang menguasai bahasa pemrograman, melainkan juga tentang mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Ini adalah pola pikir yang bisa diterapkan di mana saja. Coding mengajarkan kita untuk memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terkelola, lalu menyusun solusi langkah demi langkah. ini membuktikan bahwa latar belakang formal tidak lagi menjadi penghalang. Seseorang dengan gelar di bidang seni, humaniora, atau biologi bisa sukses menjadi coder dengan belajar mandiri. Sumber:

Blog

Coding Bantu Siswa Berpikir Kritis dan Pecahkan Masalah

Belajar coding bukan hanya tentang menulis baris-baris kode proses ini juga secara signifikan mengasah kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah pada siswa. Data menunjukkan bahwa siswa yang belajar coding sejak dini memiliki kemampuan memecahkan masalah hingga 63% lebih baik dibandingkan teman-temannya yang tidak belajar coding. Coding dan Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan berdasarkan informasi secara logis dan objektif. Dalam pembelajaran coding, siswa dilatih untuk: Sebuah penelitian tindakan kelas di TK Shafa Marwah menunjukkan bahwa kegiatan unplugged coding—coding tanpa komputer—meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kritis anak usia 5-6 tahun hingga 80% setelah dua siklus pembelajaran. Ini membuktikan bahwa coding sangat efektif untuk membangun dasar berpikir kritis sejak usia dini. Studi lain pada siswa sekolah dasar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) juga menemukan bahwa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler coding menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis, terutama dalam memberikan penjelasan, menyimpulkan, dan membuat strategi pemecahan masalah. Coding Melatih Pemecahan Masalah secara Sistematis Coding menuntut kemampuan problem solving yang terstruktur. Siswa belajar memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil (dekomposisi), mengenali pola (pattern recognition), serta membuat dan menguji solusi secara iteratif. Proses kreatif dan analitis ini memperkuat keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan karier masa depan. Menurut riset terkini, aplikasi pemrograman bisa membantu anak-anak mengembangkan computational thinking, sebuah pola pikir sistematis yang berkaitan erat dengan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah kompleks. Pemrograman juga mengajarkan siswa untuk bersabar, teliti, dan kreatif dalam menemukan solusi terbaik. Implikasi untuk Pendidikan Dengan bukti nyata manfaat coding dalam mengasah kemampuan berpikir kritis dan problem solving, penting bagi dunia pendidikan untuk mengintegrasikan pembelajaran coding sejak usia dini hingga jenjang sekolah menengah. Tidak hanya menyiapkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun mental dan kognisi yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup dan pekerjaan di masa depan. Referensi utama:

Blog

72% Siswa Inginkan Coding Jadi Mata Pelajaran Utama

Survei menunjukkan bahwa 72% siswa berharap coding menjadi pelajaran utama di sekolah. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan sebuah refleksi dari pandangan generasi muda tentang pentingnya keterampilan digital di era modern. Mengapa Siswa Menginginkan Coding Ada beberapa alasan kuat di balik keinginan para siswa ini: Tantangan Dan Peluang Antusiasme siswa ini menjadi peluang emas bagi dunia pendidikan di Indonesia. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti kurangnya tenaga pengajar yang kompeten, kurikulum yang belum terintegrasi, dan fasilitas yang belum memadai. Namun, dengan dukungan dari pemerintah, institusi pendidikan, dan orang tua, kita bisa menjawab keinginan 72% siswa ini. Dengan memasukkan coding ke dalam kurikulum utama, kita tidak hanya membekali anak-anak dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan pola pikir yang kritis dan kreatif, yang sangat dibutuhkan untuk sukses di masa depan. Kesimpulan Keinginan ini didasari oleh kesadaran siswa bahwa coding membantu mereka: Antusiasme siswa ini menjadi peluang emas untuk dunia pendidikan, meski masih ada tantangan seperti ketersediaan guru dan fasilitas. Dengan dukungan yang tepat, memasukkan coding ke dalam kurikulum dapat membekali generasi muda dengan pola pikir yang kritis dan kreatif, yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi masa depan. Sumber:

Blog

Coding Kunci Sukses Kerja di Masa Depan Teknologi

Di era transformasi digital yang kian masif, kebutuhan akan tenaga kerja yang menguasai keterampilan coding dan bidang komputasi semakin meningkat pesat. Data terkini menunjukkan bahwa sekitar 67% pekerjaan baru di Amerika Serikat berada di bidang komputasi dan teknologi informasi. Namun, ironi terjadi karena hanya sekitar 10% siswa SMA yang mempelajari informatika atau coding secara formal, menimbulkan ketimpangan besar antara permintaan pasar kerja dan kesiapan sumber daya manusia di tingkat pendidikan menengah. Meningkatnya Permintaan Tenaga Kerja di Bidang IT dan Komputasi Kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diproyeksikan terus naik signifikan hingga tahun 2025. Di AS dan berbagai negara maju, peluang kerja di bidang-software engineering, cloud engineering, data analysis, hingga artificial intelligence mengalami pertumbuhan pesat seiring maraknya transformasi digital yang terjadi di hampir semua sektor industri. Ketimpangan antara Pendidikan dan Kebutuhan Pasar Sayangnya, peningkatan kebutuhan itu tidak diimbangi dengan jumlah siswa yang belajar coding sejak dini. Studi menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% siswa SMA yang mengambil pelajaran informatika atau kursus coding secara serius. Hal ini menjadi tantangan besar karena kompetensi digital sekarang bukan sekadar nilai tambah, melainkan bekal penting untuk memasuki dunia kerja di masa depan yang semakin mengandalkan teknologi dan otomatisasi. Kenapa sih kompetensi digital itu penting banget? Nah, gimana supaya siap menghadapi era ini? Dunia pendidikan harus dukung siswa supaya belajar coding dan teknologi sejak dini. Misalnya lewat pelatihan guru, kurikulum yang keren dan sesuai kebutuhan industri, serta kerjasama antara sekolah dan perusahaan teknologi. Solusi dan Langkah Ke Depan Untuk menjawab tantangan ini, dunia pendidikan dan kebijakan pemerintah harus mendorong pengintegrasian coding dan kompetensi digital sejak dini, termasuk di jenjang sekolah menengah atas. Penyediaan kurikulum informatika yang komprehensif serta pelatihan guru yang memadai menjadi kunci utama. Selain itu, kolaborasi dengan industri teknologi juga penting untuk memastikan kurikulum yang diajarkan relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Referensi: Laporan resmi proyeksi pasar tenaga kerja sektor TIK (sumber PDF: satudata.kemnaker.go.id)

Blog

Teknologi 6G: Kecepatan Internet 100x Lebih Cepat dari 5G

Teknologi jaringan generasi keenam, atau 6G, mulai menarik perhatian dunia. Meski 5G masih dalam tahap adopsi di banyak negara, beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, China, dan Jepang sudah memulai uji coba dan pengembangan awal 6G. Apa itu 6G dan mengapa teknologi ini disebut sebagai quantum leap di dunia konektivitas digital? Apa Itu 6G? 6G adalah jaringan nirkabel generasi berikutnya yang diprediksi mampu menghadirkan kecepatan transmisi data hingga 1.000 Gbps (gigabit per detik), atau sekitar 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan 5G. Selain itu, 6G menjanjikan latensi hampir nol, memungkinkan komunikasi real-time yang sangat responsif—penting untuk teknologi seperti mobil otonom, bedah jarak jauh, dan metaverse. Teknologi Inti di Balik 6G Beberapa teknologi utama yang mendukung pengembangan 6G meliputi: Frekuensi Terahertz (THz):Sinyal 6G kemungkinan akan menggunakan pita frekuensi THz yang mampu membawa lebih banyak data namun dengan jangkauan lebih pendek. Ini memerlukan infrastruktur baru seperti micro-cell dan nano-cell. Kecerdasan Buatan (AI) Terintegrasi:AI akan digunakan dalam pengelolaan jaringan, pemilihan jalur data optimal, dan penghematan energi secara otomatis. Edge dan Cloud Computing yang Terintegrasi:Data akan diproses lebih dekat ke pengguna (edge), mengurangi latensi dan beban jaringan pusat. Negara Mana Saja yang Sudah Mengembangkan 6G? Beberapa negara dan perusahaan global telah memulai inisiatif riset 6G: Amerika Serikat: Kolaborasi antara NASA, Qualcomm, dan universitas besar terus berjalan. Korea Selatan: Riset 6G sudah dimulai sejak 2020 melalui Samsung dan LG. Target komersialisasi: 2028–2030. China: Telah meluncurkan satelit uji 6G dan memimpin dalam riset pita THz. Manfaat Teknologi 6G di Masa Depan Kapan 6G Akan Hadir? Walaupun pengujian dan riset sudah dimulai, 6G diprediksi akan mulai diluncurkan secara komersial pada tahun 2028 hingga 2030. Ini memberikan waktu bagi ekosistem teknologi—dari perangkat keras, sistem operasi, hingga kebijakan regulasi—untuk bersiap. Kesimpulan Teknologi 6G bukan hanya tentang kecepatan, tapi tentang mengubah cara manusia berinteraksi dengan dunia digital. Dengan latensi hampir nol, dukungan untuk AI dan AR/VR, serta jaringan yang lebih cerdas dan efisien, 6G akan menjadi tulang punggung revolusi industri digital berikutnya.

Blog

Roblox Studio: Gerbang Utama Kreasi di Dunia Virtual

Roblox Studio adalah lingkungan pengembangan terpadu (IDE) gratis yang menjadi fondasi jutaan “pengalaman” (sering disebut game) yang dimainkan di platform Roblox. Ini adalah alat yang memungkinkan siapa saja dari anak-anak yang baru belajar coding hingga developer berpengalaman untuk merancang, membangun, menguji, dan mempublikasikan dunia 3D interaktif mereka sendiri. Apa yang Bisa Anda Lakukan dengan Roblox Studio? Roblox Studio menyediakan semua alat yang Anda perlukan untuk mewujudkan ide kreatif Anda, seperti: Mengapa Roblox Studio Begitu Populer?

Blog

Sejarah Perkembangan Sistem Operasi Komputer dari Generasi ke Generasi

Sistem operasi adalah fondasi dari setiap komputer modern. Ini adalah perangkat lunak yang mengatur penggunaan sumber daya perangkat keras, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan komputer, dan menyediakan lingkungan untuk menjalankan aplikasi. Perjalanan sistem operasi komputer telah melintasi berbagai generasi dengan inovasi yang menakjubkan, memengaruhi cara kita bekerja, bermain, dan berkomunikasi secara drastis. Generasi Pertama: Sistem Operasi Batch Processing Pada era 1950-an, komputer awal digunakan untuk pemrosesan batch, di mana tugas- tugas diproses secara berurutan tanpa intervensi pengguna. Sistem operasi pertama, seperti GM-NAA I/O dan IBSYS, dikembangkan untuk mengatur proses ini dengan memungkinkan input dan output ke perangkat eksternal seperti punch card dan printer. Generasi Kedua:Sistem Operasi Time-Sharing Dengan masuknya tahun 1960-an, komputer menjadi lebih cepat dan lebih canggih. Sistem operasi time-sharing, seperti CTSS (Compatible Time-Sharing System) dan MULTICS (Multiplexed Information and Computing Service), memungkinkan beberapa pengguna untuk berbagi sumber daya komputer secara bersamaan. Ini merupakan tonggak penting dalam demokratisasa akses komputer. Generasi Ketiga:Sistem Operasi Berbasis Disk Pada tahun 1970-an, teknologi penyimpanan disk semakin terjangkau dan dapat diakses. Sistem operasi berbasis disk seperti UNIX, DOS (Disk Operating System),dan CP/M (Control Program for Microcomputers) mulai muncul. Mereka memungkinkan pengguna menyimpan dan mengakses data secara efisien, serta menjalankan program lebih kompleks. Generasi Keempat:Sistem Operasi Grafis dan Jaringan Dengan munculnya personal computer (PC) pada tahun 1980-an, sistem operasi menjadi lebih interaktif dan visual. Sistem operasi seperti Macintosh System Software, Microsoft Windows, dan Linux menyediakan antarmuka grafis yang ramah pengguna dan mendukung jaringan komputer. Generasi Kelima:Sistem Operasi Berbasis Internet Pada era modern, sistem operasi telah bertansformasi menjadi platform yang sepenuhnya terhubung dengan internet. Sistem operasi seperti Windows 10, macOS, dan berbagai distribusi Linux telah mengintegrasikan web browser, cloud computing, dan layanan daring ke dalam lingkungan komputasi mereka. Ini memungkinkan akses instan ke informasi, komunikasi global, dan kolaborasi online. Masa Depan:Sistem Operasi Kognitif dan Otomatis Seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kuantum, masa depan sistem operasi komputer mungkin melibatkan sistem yang lebih kogitif dan otomatis. Sistem operasi dapat menjadi lebih adaptif, mempelajari kebiasaan pengguna, dan secara proaktif meyesuaikan lingkungan komputasi untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pengguna. Baca juga Artikel berikut ini:

Blog

Mengenal Microsoft Office Dan Jenis Jenisnya

Microsoft Office adalah sebuah paket perangkat lunak dan juga perangkat server yang telah dikembangkan Microsoft. Secara umum, Microsoft Office digunakan untuk alat mempermudah aktivitas di dunia kerja dan bagi pelajar.  Macam Macam Program Microsoft Office Sulit membayangkan dunia profesional tanpa Microsoft Office. Sejak kemunculannya, paket aplikasi ini telah menjadi standar emas untuk tugas-tugas kantor. Seperti: Kesimpulan Berdasarkan teks yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office adalah paket perangkat lunak inti dan perangkat server yang dikembangkan oleh Microsoft. Tujuan utamanya adalah mempermudah berbagai aktivitas di dunia kerja dan bagi para pelajar. Baca juga artikel di berikut ini:

Scroll to Top