Belajar Coding Seperti Bahasa Asing: 5 Pola Pikir untuk Cepat Mahir

Banyak pemula coding merasa terjebak saat memulai. Mereka menghafalkan sintaks berbagai bahasa pemrograman, tetapi ketika diminta membuat program sederhana, mereka bingung. Kondisi ini sangat mirip dengan seseorang yang menghafal 500 kosakata bahasa Inggris, namun tidak bisa membuat satu kalimat pun untuk memesan kopi.

Kenyataannya, coding dan bahasa asing memiliki dasar yang sama: keduanya adalah alat komunikasi. Bahasa asing untuk berinteraksi dengan manusia, sedangkan coding untuk berkomunikasi dengan komputer. Oleh karena itu, pola pikir efektif dalam belajar bahasa asing bisa diterapkan untuk mempercepat kemahiran coding Anda, tanpa harus terjebak dalam hafalan yang membosankan.

Berikut adalah pola pikir yang bisa Anda tirukan:

1. Prioritaskan Komunikasi Fungsional, Bukan Hanya “Kosakata” Sintaks

Saat belajar bahasa asing, banyak orang salah fokus. Mereka menghafalkan ratusan kosakata tapi tidak belajar menyusun kalimat yang berguna. Di coding, hal serupa sering terjadi. Pemula menghafalkan perintah print() di Python atau console.log() di JavaScript. Tapi mereka tidak paham bagaimana menggabungkannya dengan logika kondisional (if-else) untuk memecahkan masalah sederhana.

Coba lakukan ini. Daripada menghafalkan semua metode string di Python, buat program yang bisa memisahkan nama depan dan belakang dari input pengguna. Strategi ini membantu Anda memahami konteks penggunaan sintaks. Anda tidak hanya belajar aturan yang terpisah.

2. Terima Kesalahan sebagai Bagian dari Pembelajaran, Bukan Kegagalan

Saat berbicara bahasa asing, Anda tidak akan takut salah grammar. Anda tahu bahwa penutur asli akan membantu mengoreksi. Di coding, error (seperti syntax error atau logical error) sering dianggap sebagai kegagalan. Padahal itu adalah cara komputer “memberi umpan balik” tentang apa yang salah dalam komunikasi Anda.

Sebuah studi dari Departemen Ilmu Kognitif University of California, San Diego (UCSD) tahun 2021 menunjukkan fakta menarik. Pembelajar coding yang melihat error sebagai umpan balik positif memiliki tingkat kemajuan 30% lebih cepat. Perbedaannya terlihat saat dibandingkan dengan mereka yang menghindari error.

Contohnya, Anda mendapatkan error “IndentationError” di Python. Itu bukan tanda Anda buruk dalam coding. Error tersebut hanya pesan bahwa komputer tidak memahami struktur blok kode yang Anda tulis. Situasinya sama seperti salah penempatan kata “the” dalam bahasa Inggris yang membuat kalimat tidak jelas.

3. Latihan “Berbicara” Kode Secara Rutin, Bahkan dalam Skala Kecil

Untuk mahir bahasa asing, konsistensi lebih penting daripada durasi belajar yang panjang. Belajar 30 menit sehari berbicara dengan penutur asli akan lebih efektif. Hasilnya lebih baik daripada belajar 8 jam sekali sebulan.

Hal yang sama berlaku untuk coding. Menulis kode selama 30 menit setiap hari akan sangat membantu. Anda bisa coba otomatisasi pengisian catatan harian. Atau buat game tebak angka sederhana. Latihan ini membantu Anda terbiasa dengan logika kode. Efeknya lebih baik daripada marathon coding yang membuat Anda lelah dan lupa.

Data dari Stack Overflow Developer Survey 2023 mendukung hal ini. 68% responden yang mengaku “mahir” dalam coding melaporkan kebiasaan mereka. Mereka menulis kode setidaknya 5 hari dalam seminggu. Mereka melakukannya bahkan hanya untuk proyek pribadi kecil.

4. Pelajari “Budaya” di Balik Bahasa Pemrograman

Setiap bahasa asing memiliki aturan budaya yang harus dipahami. Misalnya, dalam bahasa Jepang, Anda harus menggunakan kata keterhormatan (keigo) saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau atas. Di coding, setiap bahasa juga memiliki “budaya” atau konvensi yang digunakan oleh komunitas pengembangnya.

Contohnya, Python memiliki PEP 8. PEP 8 adalah panduan gaya penulisan kode yang membuat kode lebih mudah dibaca oleh pengembang lain. Jika Anda hanya belajar sintaks Python tapi tidak mengikuti PEP 8, kode Anda mungkin berfungsi. Tapi kode tersebut akan sulit untuk berkolaborasi dengan tim. Situasinya sama seperti berbicara Inggris tanpa tanda baca yang membuat orang sulit memahami maksud Anda.

5. Berinteraksi dengan “Penutur Asli” Kode (Komunitas Pengembang)

Salah satu cara tercepat mahir bahasa asing adalah berbicara dengan penutur asli. Di coding, “penutur asli” adalah pengembang yang sudah berpengalaman. Anda bisa bertemu mereka melalui forum diskusi, komunitas lokal, atau proyek open source.

Berkontribusi pada proyek open source kecil sangat bermanfaat. Anda bisa memperbaiki dokumentasi proyek Python lokal. Atau bergabung dengan komunitas seperti Indonesia Python User Group (ID-PyUG) atau Golang Indonesia. Aktivitas ini memberi Anda wawasan tentang praktik coding nyata. Praktik ini tidak diajarkan di buku teks.

Seperti yang dikatakan Barbara Oakley dalam bukunya A Mind for Numbers: How to Excel at Math and Science. Pembelajaran sosial mempercepat pemahaman karena Anda mendapatkan perspektif yang berbeda dari orang lain.

Kesimpulan

Belajar coding tidak harus menjadi proses yang menyulitkan. Anda bisa menerapkan pola pikir yang sama saat belajar bahasa asing. Prioritaskan komunikasi fungsional. Terima kesalahan sebagai bagian proses. Latih secara rutin. Pahami budaya bahasa. Dan berinteraksi dengan komunitas.

Dengan cara ini, Anda akan lebih cepat mahir tanpa terjebak dalam hafalan sintaks yang tidak berguna. Ingat, coding adalah cara untuk berkomunikasi dengan komputer dan pengembang lain. Coding bukan sekadar kumpulan aturan yang harus dihafal.

Sumber:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top