Author name: Gibran

Blog

JavaScript: Teknologi yang Memompa Kehidupan 99% Website

Di tengah lautan 1,9 miliar website yang ada saat ini, satu bahasa pemrograman muncul sebagai penguasa tak terbantahkan: JavaScript. Data terbaru dari W3Techs (2023) mengungkap fakta mengejutkan: 99% website global menggunakan JavaScript untuk menghadirkan interaktivitas. Angka ini menjadikannya bukan sekadar pilihan, melainkan bahasa wajib bagi setiap pengembang web—terutama di front-end. Bagaimana satu bahasa bisa mendominasi sedemikian rupa? Mari kita telusuri. Mengapa JavaScript Menjadi “Raja” di Dunia Web? JavaScript lahir pada 1995 sebagai skrip sederhana untuk menambahkan animasi di halaman web. Namun dalam 28 tahun, ia berevolusi menjadi ekosistem lengkap yang menggerakkan segalanya, dari tombol “like” di Facebook hingga aplikasi real-time seperti Google Maps. Alasan dominasinya: 1. Kemampuan Interaktivitas Tanpa Batas JavaScript memungkinkan website berperilaku seperti aplikasi desktop: Tanpa JavaScript, web akan terasa statis seperti buku digital—bukan pengalaman interaktif yang kita kenal hari ini. 2. Ekosistem Terbesar di Dunia Pemrograman JavaScript didukung oleh jutaan pustaka (library) dan framework yang mempercepat pengembangan: Bahkan teknologi AI seperti TensorFlow.js kini bisa dijalankan langsung di browser berkat JavaScript. 3. Kemudahan Akses dan Kompatibilitas Dari 1% Menjadi 99%: Perjalanan Revolusioner Pada awal 2000-an, JavaScript hanya digunakan di 10% website—kebanyakan untuk fitur minor seperti jam digital atau pop-up iklan. Namun tiga perubahan besar melambungkan popularitasnya: 1. AJAX (2005): Revolusi Web Dinamis Teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) memungkinkan website memuat data tanpa refresh. Contoh terkenal: Google Maps (2005) yang memungkinkan pengguna menggeser peta dengan mulus. Ini mengubah persepsi: JavaScript bukan lagi “pemanis” web, melainkan tulang punggung interaktivitas. 2. Node.js (2009): JavaScript Menembus Server Ryan Dahl menciptakan Node.js—runtime JavaScript untuk server. Tiba-tiba, JavaScript bisa: Ini menghapus batasan “JavaScript hanya untuk front-end”. 3. Framework Modern (2010–Sekarang) Kini, 95% website dengan fitur kompleks menggunakan setidaknya satu framework JavaScript. Dampak Nyata: Bagaimana JavaScript Mengubah Kehidupan Digital Anda? Coba bayangkan internet tanpa JavaScript: Dari 1,9 miliar website yang ada, hanya 1% yang tanpa JavaScript—kebanyakan situs statis seperti arsip pemerintah atau blog sederhana. Masa Depan JavaScript: Masihkah 99% Bertahan? Meski sudah menguasai web, JavaScript terus berinovasi: Menurut Stack Overflow Developer Survey 2023, JavaScript tetap menjadi bahasa paling populer selama 11 tahun berturut-turut. Prediksi: Dominasinya akan bertahan minimal hingga 2030 Kesimpulan: Angka 99% bukan sekadar statistik—ia mencerminkan betapa JavaScript telah menjadi fondasi interaktivitas digital. Dari startup kecil hingga raksasa teknologi, semua bergantung padanya untuk: Bagi calon programmer, mempelajari JavaScript bukan lagi opsional—ini investasi wajib untuk karir di era digital. Seperti yang dikatakan Brendan Eich (pencipta JavaScript):“JavaScript adalah bahasa yang Anda benci hingga Anda menyadari betapa Anda membutuhkannya.” Sumber:

Blog

Mengenal Whitespace: Bahasa Pemrograman yang Tidak Terlihat

Dalam dunia coding, kita terbiasa melihat kode yang penuh dengan karakter dan simbol. Namun, ada satu bahasa pemrograman yang sangat unik dan berbeda dari yang lain: Whitespace. Sesuai dengan namanya, bahasa ini hanya menggunakan karakter “tak terlihat” seperti spasi, tab, dan baris baru (newline) untuk menulis program. Akibatnya, kode yang dibuat dengan Whitespace tidak terlihat seperti kode pada umumnya. Bagaimana Whitespace Bekerja? Alih-alih menggunakan huruf, angka, atau simbol, Whitespace bergantung pada kombinasi spasi, tab, dan baris baru untuk mewakili perintah (command) dan data. Setiap instruksi dalam Whitespace dimulai dengan satu dari tiga kombinasi karakter yang disebut Instruction Modification Characters (IMC): Sebagai contoh, jika Anda ingin menambahkan dua angka, Anda perlu menulis serangkaian karakter spasi dan tab. Angka itu sendiri diwakili dalam bentuk biner, di mana spasi adalah 0 dan tab adalah 1. Program diakhiri dengan kombinasi [Tab][Newline]. Tujuan Diciptakannya Whitespace Whitespace diciptakan oleh Edwin Brady dan Chris Morris pada tahun 2003, bertepatan dengan Hari April Mop. Awalnya, bahasa ini dibuat sebagai lelucon dan bentuk eksperimen untuk menunjukkan bahwa bahasa pemrograman tidak harus terlihat seperti kode. Mereka ingin menyoroti bahwa karakter yang kita anggap sebagai spasi kosong bisa memiliki makna dan fungsi yang sama pentingnya. Meskipun Whitespace tidak praktis untuk pengembangan perangkat lunak skala besar, keberadaannya membuktikan kreativitas dan fleksibilitas dalam dunia coding. Ini juga menjadi pengingat lucu bahwa apa yang kita lihat di layar hanyalah representasi dari perintah logis yang mendasarinya. Mengapa Unik dan Menarik? Keunikan Whitespace terletak pada fakta bahwa kode-kode lainnya bisa disembunyikan di dalamnya. Misalnya, Anda bisa menulis program C++ dan menyembunyikan kode Whitespace di dalam spasi dan tab yang digunakan untuk indentasi. Ketika program C++ dijalankan, ia akan mengabaikan spasi dan tab. Namun, jika kode yang sama dibaca oleh interpreter Whitespace, ia akan menjalankan program yang “tersembunyi” tersebut. Ini membuat Whitespace menjadi contoh yang menarik dari seni coding dan permainan kata-kata di antara programmer. Meskipun tidak digunakan untuk pekerjaan serius, bahasa ini menjadi bagian penting dalam sejarah bahasa-bahasa esoterik (bahasa pemrograman yang aneh dan unik) dan terus memukau banyak orang dengan konsepnya yang tidak biasa. Sumber : geeksforgeeks

Blog

Tahun 1957: Lahirnya FORTRAN, Bahasa Pemrograman Pertama

Pada tahun 1957, dunia komputasi mengalami revolusi besar dengan dirilisnya FORTRAN oleh IBM. Nama FORTRAN sendiri adalah singkatan dari Formula Translator, sebuah nama yang mencerminkan tujuan utamanya: untuk mempermudah penerjemahan formula matematika yang kompleks menjadi kode yang dapat dipahami oleh komputer. Asal usul FORTRAN FORTRAN, yang merupakan singkatan dari Formula Translator, lahir dari inisiatif John W. Backus pada akhir tahun 1953 di IBM. Ia mengajukan proposal untuk membuat alternatif yang lebih praktis daripada bahasa assembly untuk memprogram komputer mainframe IBM 704. Tim yang dipimpin oleh Backus berhasil membuat draf spesifikasi pertama pada tahun 1954 dan manualnya diterbitkan pada tahun 1956. Puncaknya, kompiler FORTRAN pertama diluncurkan pada bulan April 1957. Bahasa ini menghasilkan kode yang sangat efisien, sehingga para programmer beralih menggunakannya. Mengapa FORTRAN Begitu Penting? Sebelum FORTRAN, pemrograman komputer sangatlah rumit. Para programmer harus menulis kode menggunakan bahasa tingkat rendah seperti assembly yang sangat dekat dengan cara kerja mesin. Kode ini sulit dibaca dan dipahami oleh manusia. FORTRAN mengubah segalanya. Sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama yang digunakan secara luas, FORTRAN memungkinkan para ilmuwan dan insinyur untuk menulis program menggunakan sintaks yang lebih mirip dengan bahasa Inggris dan notasi matematika. FORTRAN dan Dampaknya Meskipun usianya sudah lebih dari enam dekade, FORTRAN masih relevan hingga saat ini, terutama di bidang komputasi ilmiah, simulasi iklim, dan pemodelan keuangan. Seiring berjalannya waktu, FORTRAN terus diperbarui dan dikembangkan. Keberhasilan FORTRAN juga menjadi inspirasi bagi lahirnya bahasa pemrograman lain. Bahasa seperti COBOL, Lisp, dan BASIC muncul setelahnya, masing-masing dengan fokus dan tujuan yang berbeda. Sumber :

Blog

Fondasi Semua Kode: Mengapa Komputer Hanya Memahami 0 dan 1

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana komputer yang canggih bisa melakukan begitu banyak hal, mulai dari bermain game hingga menjalankan internet? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana: semua itu bermuara pada dua angka saja, yaitu 0 dan 1. Sistem ini dikenal sebagai sistem biner. Apa itu Sistem Biner Sistem biner adalah bahasa dasar yang digunakan oleh komputer. Angka-angka ini tidak sembarang, melainkan merepresentasikan dua kondisi listrik yang berbeda: Setiap 0 atau 1 disebut sebagai satu bit (binary digit). Ketika bit-bit ini digabungkan, mereka bisa merepresentasikan informasi yang jauh lebih kompleks. Sebagai contoh, huruf “A” yang kita kenal di keyboard sebenarnya disimpan dalam komputer sebagai kombinasi 8 bit: 01000001 Mengapa Harus Biner? Alasan mengapa komputer menggunakan sistem biner sangatlah praktis. Komponen elektronik, seperti transistor, sangat efisien dalam mengenali dua kondisi saja (on atau off). Jauh lebih mudah dan andal untuk membangun sirkuit yang membedakan antara “ada sinyal” dan “tidak ada sinyal” daripada sirkuit yang harus mengenali puluhan atau ratusan level sinyal yang berbeda. Dari Biner ke Informasi Kompleks Dengan hanya 0 dan 1, komputer dapat merepresentasikan hampir semua jenis data: Jadi, di balik semua program, aplikasi, dan situs web yang rumit, ada fondasi yang sangat sederhana dan kuat. Semua program yang Anda gunakan, dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih, pada akhirnya hanyalah serangkaian instruksi yang dibuat dari 0 dan 1. Sumber : Kumparan.com

Blog

JavaScript Dibuat Dalam 10 Hari

Mungkin sulit dipercaya, tetapi salah satu bahasa pemrograman paling penting di dunia diciptakan dalam waktu yang sangat singkat, hanya 10 hari. Pada tahun 1995, seorang programmer bernama Brendan Eich ditugaskan oleh Netscape Communications untuk membuat bahasa scripting yang ringan untuk browser mereka, Netscape Navigator. Eich bekerja di bawah tekanan yang luar biasa dan tenggat waktu yang ketat. Pada saat itu, tujuan utamanya adalah membuat bahasa pemrograman yang dapat berjalan di sisi klien (client-side) dan memungkinkan interaktivitas sederhana pada halaman web. Proyek ini harus selesai sebelum rilis Netscape Navigator yang akan datang. Dalam periode 10 hari yang intens, Eich menciptakan versi pertama dari bahasa tersebut yang awalnya dinamai Mocha, kemudian menjadi LiveScript, dan akhirnya dikenal sebagai JavaScript. Meskipun namanya mirip dengan Java, JavaScript adalah bahasa yang sepenuhnya berbeda. Nama “JavaScript” dipilih semata-mata untuk memanfaatkan popularitas Java pada saat itu. Kisah penciptaan JavaScript yang kilat ini menunjukkan betapa besar inovasi yang bisa lahir dari tekanan dan kebutuhan. Kini, JavaScript telah berkembang menjadi tulang punggung dari World Wide Web, menjadi bahasa yang esensial untuk membuat halaman web yang dinamis, aplikasi web modern, dan bahkan digunakan di server dengan Node.js. Sumber:

Blog

Coding: Lebih dari Sekadar Logika, Ini adalah Seni Berpikir Kreatif

Banyak orang menganggap coding sebagai kegiatan yang kaku, hanya berurusan dengan angka, logika, dan aturan yang ketat. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Coding sejatinya adalah perpaduan unik antara logika dan kreativitas, yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan inovatif. Saat seseorang menulis kode, ia tidak hanya mengikuti sintaksis bahasa pemrograman. Ia juga harus merancang solusi, memecah masalah besar menjadi bagian-bagian kecil, dan memikirkan cara paling efisien untuk mencapai tujuan. Proses ini mirip dengan seorang seniman yang merencanakan karyanya—memilih bahan, menentukan komposisi, dan mengeksekusi setiap goresan dengan cermat. Kemampuan berpikir logis adalah fondasi. Tanpa logika yang kuat, kode tidak akan berfungsi. Namun, kreativitas adalah yang membedakan kode yang biasa-biasa saja dengan kode yang brilian. Seorang programmer yang kreatif bisa menemukan solusi yang unik dan elegan, membuat program lebih efisien, dan menciptakan pengalaman pengguna yang luar biasa. Belajar coding secara efektif melatih otak untuk menjadi lebih analitis dan adaptif. Kemampuan ini tidak hanya berguna di dunia teknologi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat merencanakan proyek, menyelesaikan teka-teki, atau bahkan membuat keputusan penting. Dengan demikian, coding adalah seni modern yang memungkinkan kita mengubah ide menjadi kenyataan. Ini adalah alat yang memberdayakan kita untuk tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga berpikir secara kreatif untuk membangun masa depan digital. Sumber:

Blog

Sebelum Era Internet Modern: Email Datang Lebih Dulu

Banyak orang mengira email adalah salah satu fitur utama yang lahir bersamaan dengan World Wide Web. Namun, fakta menariknya, email sebenarnya adalah penemuan yang jauh lebih tua. Jauh sebelum kita bisa menjelajahi situs web, email sudah menjadi cara komunikasi digital. Ray Tomlinson dan Simbol Ikonik “@” Email modern pertama kali dikirim pada tahun 1971. Penemunya adalah seorang insinyur komputer bernama Ray Tomlinson. Ia bekerja di Bolt Beranek and Newman (BBN), sebuah perusahaan yang terlibat dalam pengembangan ARPANET, cikal bakal dari internet. Pada awalnya, email hanya digunakan untuk mengirim pesan antar-pengguna dalam satu mesin komputer yang sama. Tomlinson-lah yang mengubahnya. Ia menciptakan sebuah program yang memungkinkan pesan untuk dikirim dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan yang berbeda. Untuk membedakan nama pengguna dari nama komputer, ia memperkenalkan simbol yang kini sangat kita kenal: simbol “@” (at). Simbol ini menjadi pemisah universal yang membedakan siapa yang mengirim pesan dan di mana pesan itu berada. Perbedaan Waktu yang Signifikan Meskipun sudah beroperasi sejak 1971, World Wide Web baru ditemukan sekitar 20 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1989, oleh Tim Berners-Lee. Penemuan ini memungkinkan orang untuk mengakses informasi melalui halaman web yang terhubung satu sama lain. Dengan kata lain, email adalah alat komunikasi yang mendahului era web. Ia menjadi bukti bahwa kebutuhan untuk berkomunikasi secara digital sudah ada jauh sebelum internet modern berkembang menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Email modern sudah berusia lebih dari 50 tahun dan tetap menjadi salah satu alat komunikasi yang paling fundamental dan penting di dunia digital. Sumber :

Blog

Asal Usul Kata “Robot”

Pernahkah kamu bertanya-tanya dari mana kata Robot berasal? Mungkin kamu mengira istilah ini pertama kali muncul dari dunia fiksi ilmiah modern, seperti film atau novel. Namun, sebenarnya asal-usul kata ini jauh lebih tua, dan datang dari sebuah drama panggung. R.U.R.: Awal Mula Robot Istilah robot pertama kali diciptakan oleh seorang penulis Ceko bernama Karel Čapek. Ia memperkenalkannya dalam drama fiksi ilmiahnya yang berjudul R.U.R. (Rossum’s Universal Robots) yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1920. Dalam drama tersebut, Čapek tidak menggambarkan robot sebagai mesin logam seperti yang kita kenal sekarang. Sebaliknya, robot yang ia ciptakan adalah makhluk biologis buatan, mirip dengan manusia, yang dirancang untuk bekerja sebagai buruh. Mereka dibuat di pabrik untuk melakukan semua pekerjaan yang berat dan membosankan, sehingga manusia bisa bersantai. Robota: Kerja Paksa Yang menarik, kata robot sendiri tidak diciptakan langsung oleh Karel Čapek. Ide untuk nama tersebut sebenarnya berasal dari saudaranya, Josef Čapek, yang juga seorang seniman. Dalam bahasa Ceko, kata robota berarti “kerja paksa” atau “perbudakan”. Nama ini sangat pas untuk menggambarkan kondisi para robot dalam drama R.U.R., yang diciptakan semata-mata untuk bekerja tanpa henti. Sayangnya, drama ini berakhir tragis ketika para robot sadar akan keberadaan mereka dan memberontak, yang akhirnya mengancam keberadaan umat manusia. Sejak saat itu, kata robot terus digunakan dan populer hingga akhirnya menjadi istilah global untuk menyebut mesin yang dapat diprogram untuk menjalankan tugas secara otomatis, mulai dari robot industri di pabrik hingga robot-robot canggih yang kita lihat dalam film dan kehidupan sehari-hari. Jadi, lain kali kamu melihat sebuah robot, ingatlah bahwa namanya berasal dari sebuah panggung drama di Ceko, yang menceritakan tentang kerja paksa dan konsekuensi dari menciptakan makhluk yang dirancang hanya untuk melayani. Sumber :

Blog

Video Pertama di YouTube Berdurasi 18 Detik

Video pertama yang telah diunggah ke Youtube adalah sebuah klip sederhana yang kini menjadi bagian penting dari sejarah teknologi. Berjudul “Me at the zoo”, video ini diunggah pada 23 April 2005, dan hanya berdurasi 18 detik. Dalam video tersebut, salah satu pendiri YouTube, Jawed Karim, berdiri di depan kandang gajah di Kebun Binatang San Diego. Sambil berbicara ke kamera, ia menjelaskan keunikan gajah yang memiliki belalai panjang. Video yang sangat sederhana ini tidak memiliki efek khusus atau alur cerita yang kompleks, namun kehadirannya menjadi penanda dimulainya sebuah revolusi digital. “Me at the zoo” menjadi tonggak sejarah yang membuka jalan bagi miliaran video lain untuk diunggah, ditonton, dan dibagikan. Video ini membuktikan bahwa siapa pun bisa membuat dan membagikan kontennya sendiri, mengubah cara kita mengonsumsi media dan menciptakan fenomena media sosial yang kita kenal sekarang. Sumber:

Blog

Mayoritas Pengguna Internet Berasal dari Asia

Asia telah memantapkan posisinya sebagai pusat digital dunia. Dengan lebih dari 2,9 miliar pengguna internet, benua ini menyumbang sekitar 53% dari total pengguna internet global. Angka yang fantastis ini tidak hanya menunjukkan jumlah populasi yang besar, tetapi juga cerminan dari adopsi teknologi yang luar biasa pesat. Mengapa Asia Menjadi Pusat Digital? Beberapa faktor kunci berkontribusi pada dominasi Asia dalam penggunaan internet: Implikasi dan Peluang Dominasi Asia dalam jumlah pengguna internet membawa dampak signifikan, baik secara ekonomi maupun sosial. Bagi perusahaan teknologi global, pasar Asia menjadi target utama. Bagi para developer dan inovator, ini adalah peluang emas untuk menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan populasi yang masif dan beragam. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa belajar teknologi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Sumber:

Scroll to Top