Author name: Gibran

Blog

JavaScript Dibuat Dalam 10 Hari

Mungkin sulit dipercaya, tetapi salah satu bahasa pemrograman paling penting di dunia diciptakan dalam waktu yang sangat singkat, hanya 10 hari. Pada tahun 1995, seorang programmer bernama Brendan Eich ditugaskan oleh Netscape Communications untuk membuat bahasa scripting yang ringan untuk browser mereka, Netscape Navigator. Eich bekerja di bawah tekanan yang luar biasa dan tenggat waktu yang ketat. Pada saat itu, tujuan utamanya adalah membuat bahasa pemrograman yang dapat berjalan di sisi klien (client-side) dan memungkinkan interaktivitas sederhana pada halaman web. Proyek ini harus selesai sebelum rilis Netscape Navigator yang akan datang. Dalam periode 10 hari yang intens, Eich menciptakan versi pertama dari bahasa tersebut yang awalnya dinamai Mocha, kemudian menjadi LiveScript, dan akhirnya dikenal sebagai JavaScript. Meskipun namanya mirip dengan Java, JavaScript adalah bahasa yang sepenuhnya berbeda. Nama “JavaScript” dipilih semata-mata untuk memanfaatkan popularitas Java pada saat itu. Kisah penciptaan JavaScript yang kilat ini menunjukkan betapa besar inovasi yang bisa lahir dari tekanan dan kebutuhan. Kini, JavaScript telah berkembang menjadi tulang punggung dari World Wide Web, menjadi bahasa yang esensial untuk membuat halaman web yang dinamis, aplikasi web modern, dan bahkan digunakan di server dengan Node.js. Sumber:

Blog

Coding: Lebih dari Sekadar Logika, Ini adalah Seni Berpikir Kreatif

Banyak orang menganggap coding sebagai kegiatan yang kaku, hanya berurusan dengan angka, logika, dan aturan yang ketat. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Coding sejatinya adalah perpaduan unik antara logika dan kreativitas, yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan inovatif. Saat seseorang menulis kode, ia tidak hanya mengikuti sintaksis bahasa pemrograman. Ia juga harus merancang solusi, memecah masalah besar menjadi bagian-bagian kecil, dan memikirkan cara paling efisien untuk mencapai tujuan. Proses ini mirip dengan seorang seniman yang merencanakan karyanya—memilih bahan, menentukan komposisi, dan mengeksekusi setiap goresan dengan cermat. Kemampuan berpikir logis adalah fondasi. Tanpa logika yang kuat, kode tidak akan berfungsi. Namun, kreativitas adalah yang membedakan kode yang biasa-biasa saja dengan kode yang brilian. Seorang programmer yang kreatif bisa menemukan solusi yang unik dan elegan, membuat program lebih efisien, dan menciptakan pengalaman pengguna yang luar biasa. Belajar coding secara efektif melatih otak untuk menjadi lebih analitis dan adaptif. Kemampuan ini tidak hanya berguna di dunia teknologi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat merencanakan proyek, menyelesaikan teka-teki, atau bahkan membuat keputusan penting. Dengan demikian, coding adalah seni modern yang memungkinkan kita mengubah ide menjadi kenyataan. Ini adalah alat yang memberdayakan kita untuk tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga berpikir secara kreatif untuk membangun masa depan digital. Sumber:

Blog

Sebelum Era Internet Modern: Email Datang Lebih Dulu

Banyak orang mengira email adalah salah satu fitur utama yang lahir bersamaan dengan World Wide Web. Namun, fakta menariknya, email sebenarnya adalah penemuan yang jauh lebih tua. Jauh sebelum kita bisa menjelajahi situs web, email sudah menjadi cara komunikasi digital. Ray Tomlinson dan Simbol Ikonik “@” Email modern pertama kali dikirim pada tahun 1971. Penemunya adalah seorang insinyur komputer bernama Ray Tomlinson. Ia bekerja di Bolt Beranek and Newman (BBN), sebuah perusahaan yang terlibat dalam pengembangan ARPANET, cikal bakal dari internet. Pada awalnya, email hanya digunakan untuk mengirim pesan antar-pengguna dalam satu mesin komputer yang sama. Tomlinson-lah yang mengubahnya. Ia menciptakan sebuah program yang memungkinkan pesan untuk dikirim dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan yang berbeda. Untuk membedakan nama pengguna dari nama komputer, ia memperkenalkan simbol yang kini sangat kita kenal: simbol “@” (at). Simbol ini menjadi pemisah universal yang membedakan siapa yang mengirim pesan dan di mana pesan itu berada. Perbedaan Waktu yang Signifikan Meskipun sudah beroperasi sejak 1971, World Wide Web baru ditemukan sekitar 20 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1989, oleh Tim Berners-Lee. Penemuan ini memungkinkan orang untuk mengakses informasi melalui halaman web yang terhubung satu sama lain. Dengan kata lain, email adalah alat komunikasi yang mendahului era web. Ia menjadi bukti bahwa kebutuhan untuk berkomunikasi secara digital sudah ada jauh sebelum internet modern berkembang menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Email modern sudah berusia lebih dari 50 tahun dan tetap menjadi salah satu alat komunikasi yang paling fundamental dan penting di dunia digital. Sumber :

Blog

Asal Usul Kata “Robot”

Pernahkah kamu bertanya-tanya dari mana kata Robot berasal? Mungkin kamu mengira istilah ini pertama kali muncul dari dunia fiksi ilmiah modern, seperti film atau novel. Namun, sebenarnya asal-usul kata ini jauh lebih tua, dan datang dari sebuah drama panggung. R.U.R.: Awal Mula Robot Istilah robot pertama kali diciptakan oleh seorang penulis Ceko bernama Karel Čapek. Ia memperkenalkannya dalam drama fiksi ilmiahnya yang berjudul R.U.R. (Rossum’s Universal Robots) yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1920. Dalam drama tersebut, Čapek tidak menggambarkan robot sebagai mesin logam seperti yang kita kenal sekarang. Sebaliknya, robot yang ia ciptakan adalah makhluk biologis buatan, mirip dengan manusia, yang dirancang untuk bekerja sebagai buruh. Mereka dibuat di pabrik untuk melakukan semua pekerjaan yang berat dan membosankan, sehingga manusia bisa bersantai. Robota: Kerja Paksa Yang menarik, kata robot sendiri tidak diciptakan langsung oleh Karel Čapek. Ide untuk nama tersebut sebenarnya berasal dari saudaranya, Josef Čapek, yang juga seorang seniman. Dalam bahasa Ceko, kata robota berarti “kerja paksa” atau “perbudakan”. Nama ini sangat pas untuk menggambarkan kondisi para robot dalam drama R.U.R., yang diciptakan semata-mata untuk bekerja tanpa henti. Sayangnya, drama ini berakhir tragis ketika para robot sadar akan keberadaan mereka dan memberontak, yang akhirnya mengancam keberadaan umat manusia. Sejak saat itu, kata robot terus digunakan dan populer hingga akhirnya menjadi istilah global untuk menyebut mesin yang dapat diprogram untuk menjalankan tugas secara otomatis, mulai dari robot industri di pabrik hingga robot-robot canggih yang kita lihat dalam film dan kehidupan sehari-hari. Jadi, lain kali kamu melihat sebuah robot, ingatlah bahwa namanya berasal dari sebuah panggung drama di Ceko, yang menceritakan tentang kerja paksa dan konsekuensi dari menciptakan makhluk yang dirancang hanya untuk melayani. Sumber :

Blog

Video Pertama di YouTube Berdurasi 18 Detik

Video pertama yang telah diunggah ke Youtube adalah sebuah klip sederhana yang kini menjadi bagian penting dari sejarah teknologi. Berjudul “Me at the zoo”, video ini diunggah pada 23 April 2005, dan hanya berdurasi 18 detik. Dalam video tersebut, salah satu pendiri YouTube, Jawed Karim, berdiri di depan kandang gajah di Kebun Binatang San Diego. Sambil berbicara ke kamera, ia menjelaskan keunikan gajah yang memiliki belalai panjang. Video yang sangat sederhana ini tidak memiliki efek khusus atau alur cerita yang kompleks, namun kehadirannya menjadi penanda dimulainya sebuah revolusi digital. “Me at the zoo” menjadi tonggak sejarah yang membuka jalan bagi miliaran video lain untuk diunggah, ditonton, dan dibagikan. Video ini membuktikan bahwa siapa pun bisa membuat dan membagikan kontennya sendiri, mengubah cara kita mengonsumsi media dan menciptakan fenomena media sosial yang kita kenal sekarang. Sumber:

Blog

Mayoritas Pengguna Internet Berasal dari Asia

Asia telah memantapkan posisinya sebagai pusat digital dunia. Dengan lebih dari 2,9 miliar pengguna internet, benua ini menyumbang sekitar 53% dari total pengguna internet global. Angka yang fantastis ini tidak hanya menunjukkan jumlah populasi yang besar, tetapi juga cerminan dari adopsi teknologi yang luar biasa pesat. Mengapa Asia Menjadi Pusat Digital? Beberapa faktor kunci berkontribusi pada dominasi Asia dalam penggunaan internet: Implikasi dan Peluang Dominasi Asia dalam jumlah pengguna internet membawa dampak signifikan, baik secara ekonomi maupun sosial. Bagi perusahaan teknologi global, pasar Asia menjadi target utama. Bagi para developer dan inovator, ini adalah peluang emas untuk menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan populasi yang masif dan beragam. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa belajar teknologi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Sumber:

Blog

“Bug” Pertama dalam Sejarah Komputer Adalah Ngengat Sungguhan

Dalam dunia pemrograman, istilah “bug” sangat akrab di telinga. Kata ini digunakan untuk menyebut kesalahan atau cacat dalam sebuah program yang menyebabkan aplikasi tidak berfungsi dengan semestinya. Namun, tahukah kamu bahwa bug yang tercatat dalam sejarah komputer bukanlah kesalahan kode, melainkan seekor ngengat sungguhan? Kisah ini bermula pada 9 September 1947. Saat itu, Grace Hopper, seorang ilmuwan komputer dan Laksamana Angkatan Laut AS, sedang bekerja dengan komputer Harvard Mark II di Universitas Harvard. Tiba-tiba, komputer tersebut mengalami kerusakan dan berhenti bekerja. Setelah melakukan pemeriksaan, Grace Hopper dan timnya menemukan penyebabnya: seekor ngengat yang terjebak di dalam salah satu relai (komponen elektronik) komputer. Ngengat tersebut telah mati dan menyebabkan korsleting, menghentikan seluruh operasi komputer. Grace Hopper dengan hati-hati mengambil ngengat itu dan menempelkannya ke buku log harian mereka. Di samping ngengat tersebut, ia menulis: “First actual case of bug being found” (Kasus nyata pertama dari bug yang ditemukan). Macam Macam Bug Dalam Komputer 1. Syntax Error Ini adalah bug yang paling dasar dan biasanya paling mudah diidentifikasi. Syntax error terjadi ketika ada kesalahan dalam penulisan kode yang tidak sesuai dengan aturan bahasa pemrograman. Contohnya seperti lupa menambahkan titik koma (;), tanda kurung yang tidak seimbang, atau salah ketik nama variabel. Kompiler atau interpreter akan langsung memberitahukan kesalahan ini, sehingga program tidak bisa dijalankan sampai kesalahan diperbaiki. 2. Logic Error Ini adalah bug yang paling sulit dideteksi karena program masih bisa berjalan, tetapi memberikan hasil yang salah. Logic error terjadi karena alur logika atau algoritma yang dibuat oleh programmer tidak tepat. Misalnya, kamu ingin menghitung rata-rata dari tiga angka, tetapi kamu menulis kode yang justru menjumlahkan ketiganya. Program akan berjalan tanpa masalah, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mendeteksi bug ini, programmer harus melakukan pengujian secara cermat dan membandingkan hasil yang keluar dengan hasil yang seharusnya. 3. Runtime Error Runtime error adalah bug yang terjadi saat program sedang berjalan. Kesalahan ini tidak terdeteksi saat kode ditulis, tetapi baru muncul ketika program dieksekusi. Contoh umum dari runtime error adalah pembagian dengan nol atau mencoba mengakses data dari memori yang tidak valid. Ketika runtime error terjadi, program biasanya akan berhenti mendadak atau “crash”. 4. Compatibility Error Compatibility error terjadi ketika sebuah program tidak berfungsi dengan baik di lingkungan tertentu. Misalnya, sebuah aplikasi yang dirancang untuk sistem operasi lama mungkin tidak berjalan dengan sempurna di sistem operasi yang lebih baru. Atau sebuah website yang dibuat untuk browser Chrome mungkin memiliki tampilan yang rusak ketika dibuka di browser Firefox. Bug ini disebabkan oleh perbedaan spesifikasi atau fitur antar lingkungan. 5. Performance Defects Jenis bug ini tidak membuat program crash, tetapi membuatnya bekerja dengan lambat atau tidak efisien. Performance defects berkaitan dengan masalah kecepatan, waktu respons, atau penggunaan sumber daya (seperti memori dan CPU) yang berlebihan. Contohnya, sebuah aplikasi membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memuat halaman, atau sebuah game berjalan dengan lag meskipun spesifikasi komputer memadai. Bug ini memengaruhi pengalaman pengguna secara signifikan. 6. Security Error Ini adalah bug yang paling berbahaya karena dapat membuka celah keamanan. Security error memungkinkan peretas untuk mengeksploitasi program, mencuri data, atau bahkan merusak sistem. Contohnya termasuk SQL injection atau cross-site scripting (XSS), di mana peretas menyuntikkan kode berbahaya untuk mendapatkan akses tidak sah. Memperbaiki bug jenis ini sangat penting untuk melindungi data dan privasi pengguna. Kesimpulan Jadi, setiap kali kita mendengar programmer berbicara tentang memperbaiki “bug” dalam kode, ingatlah bahwa istilah itu berasal dari seekor ngengat kecil yang secara tidak sengaja menjadi bagian dari sejarah besar komputer. Sumber:

Blog

Ada Lebih dari 700 Bahasa Pemrograman

Ketika kita membicarakan coding, nama-nama seperti Python, Java, atau JavaScript mungkin menjadi yang pertama terlintas di pikiran. Padahal, dunia pemrograman jauh lebih luas dari itu. Faktanya, ada 700 bahasa programan yang berbeda di dunia. Jumlah yang mengejutkan ini menunjukkan betapa beragamnya alat yang digunakan para pengembang untuk membangun teknologi yang kita nikmati saat ini. Mengapa Ada Begitu Banyak Bahasa? Masing-masing bahasa pemrograman diciptakan untuk tujuan tertentu. Sama seperti tukang kayu yang menggunakan berbagai alat—palu, gergaji, pahat—untuk tugas yang berbeda, programmer juga memilih bahasa yang paling sesuai dengan proyek yang mereka kerjakan. Bahkan ada bahasa yang dirancang untuk kebutuhan yang sangat spesifik, seperti bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengendalikan robot di luar angkasa atau sistem pengobatan di rumah sakit. Memilih Bahasa yang Tepat Dengan begitu banyak pilihan, apakah kita harus mempelajari semuanya? Tentu saja tidak. Mayoritas programmer profesional fokus pada beberapa bahasa yang relevan dengan bidang karier mereka. Yang terpenting bukanlah menguasai setiap bahasa, melainkan memahami konsep dasar coding, seperti logika, struktur data, dan algoritma. Konsep-konsep ini adalah fondasi yang sama di semua bahasa. Setelah kamu menguasai satu bahasa, akan jauh lebih mudah untuk mempelajari bahasa yang lain. Jadi, jangan merasa terbebani dengan jumlah yang fantastis itu. Mulailah dengan bahasa yang menarik minatmu, dan dari sana, kamu akan membuka pintu menuju dunia teknologi yang tak terbatas. Sumber:

Blog

Mengapa Coding Tidak Hanya untuk Orang IT?

Coding sering kali dianggap sebagai keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh para ahli di bidang teknologi. Namun, anggapan ini semakin tidak relevan di dunia modern. Data menunjukkan bahwa kemampuan coding kini menjadi aset penting di berbagai sektor, jauh melampaui industri IT. Ini bukan lagi keahlian teknis semata, melainkan alat berpikir logis yang membuka pintu peluang baru di berbagai profesi. Pergeseran Kebutuhan di Dunia Kerja Pergeseran ini terlihat jelas dalam lanskap pekerjaan saat ini. Dan angka ini terus meningkat. Mari kita lihat beberapa contoh konkret: Penggeseran Di Dunia Kerja Pergeseran ini terlihat jelas dalam lanskap pekerjaan saat ini. Sebuah studi dari Burning Glass Technologies menunjukkan bahwa 7 juta pekerjaan di tahun 2015 membutuhkan keterampilan coding, dan sekitar 50% dari pekerjaan ini berada di luar sektor teknologi. Angka ini terus meningkat. Mari kita lihat beberapa contoh konkret: Lebih Dari Sekadar Menulis Code Mempelajari coding bukan hanya tentang menguasai bahasa pemrograman, melainkan juga tentang mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Ini adalah pola pikir yang bisa diterapkan di mana saja. Coding mengajarkan kita untuk memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terkelola, lalu menyusun solusi langkah demi langkah. ini membuktikan bahwa latar belakang formal tidak lagi menjadi penghalang. Seseorang dengan gelar di bidang seni, humaniora, atau biologi bisa sukses menjadi coder dengan belajar mandiri. Sumber:

Blog

72% Siswa Inginkan Coding Jadi Mata Pelajaran Utama

Survei menunjukkan bahwa 72% siswa berharap coding menjadi pelajaran utama di sekolah. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan sebuah refleksi dari pandangan generasi muda tentang pentingnya keterampilan digital di era modern. Mengapa Siswa Menginginkan Coding Ada beberapa alasan kuat di balik keinginan para siswa ini: Tantangan Dan Peluang Antusiasme siswa ini menjadi peluang emas bagi dunia pendidikan di Indonesia. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti kurangnya tenaga pengajar yang kompeten, kurikulum yang belum terintegrasi, dan fasilitas yang belum memadai. Namun, dengan dukungan dari pemerintah, institusi pendidikan, dan orang tua, kita bisa menjawab keinginan 72% siswa ini. Dengan memasukkan coding ke dalam kurikulum utama, kita tidak hanya membekali anak-anak dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan pola pikir yang kritis dan kreatif, yang sangat dibutuhkan untuk sukses di masa depan. Kesimpulan Keinginan ini didasari oleh kesadaran siswa bahwa coding membantu mereka: Antusiasme siswa ini menjadi peluang emas untuk dunia pendidikan, meski masih ada tantangan seperti ketersediaan guru dan fasilitas. Dengan dukungan yang tepat, memasukkan coding ke dalam kurikulum dapat membekali generasi muda dengan pola pikir yang kritis dan kreatif, yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi masa depan. Sumber:

Scroll to Top