Author name: Gibran

Blog

Robux:Mata Uang Virtual Menjadi Kekayaan Nyata di Ekosistem Roblox

Di balik jutaan game yang memukau dan komunitas global yang dinamis, Roblox menyimpan revolusi ekonomi digital yang menakjubkan: mata uang virtual Robux (R$) memiliki nilai tukar nyata ke dolar AS. Fenomena ini mengubah cara pandang tentang “uang dalam game” bukan lagi sekadar poin digital, melainkan aset bernilai ekonomi yang dapat dikonversi menjadi penghasilan riil bagi jutaan kreator. Bagaimana mekanisme ini bekerja, dan apa dampaknya bagi pengembang? Robux: Lebih dari Sekadar “Uang Mainan” Robux adalah mata uang inti di Roblox, digunakan untuk: Namun, yang membuat Robux unik adalah konversibilitasnya ke mata uang fiat. Roblox secara resmi menetapkan nilai tukar: 1 Robux (R$) = $0.0035 USD(atau sekitar Rp 55 per Robux, dengan kurs $1 = Rp 15.700) Artinya, jika seorang kreator memiliki 100.000 R$, itu setara dengan $350 USD (Rp 5,5 juta). Nilai ini diakui oleh Roblox dan dapat ditarik melalui program Developer Exchange (DevEx). Developer Exchange (DevEx): Jembatan Menuju Ekonomi Nyata DevEx adalah program resmi Roblox yang memungkinkan pengembang menukar Robux menjadi dolar AS. Berikut mekanismenya: Syarat Utama: Proses Penarikan: Contoh Perhitungan: Jumlah Robux Nilai Sebelum Potongan Nilai Setelah Potongan (30%) 100.000 R$ $350 USD $245 USD 1.000.000 R$ $3.500 USD $2.450 USD Dampak Ekonomi: Kreator Jadi “Miliuner Digital” Program DevEx telah menciptakan ekonomi kreator (creator economy) yang masif di Roblox: “Saya mulai membuat game di Roblox saat berusia 15 tahun. Sekarang (usia 22), saya bisa membayar kuliah dan membeli rumah dari penghasilan DevEx.”— Seorang kreator Roblox asal Brasil (wawancara dengan Bloomberg). Tantangan dan Kontroversi Meski revolusioner, sistem ini tidak luput dari kritik: a. Volatilitas Nilai Tukar “Tidak Resmi” Nilai resmi 1 R$ = $0.0035 hanya berlaku di DevEx. Di pasar gelap (third-party), Robux sering dijual lebih murah (misal 1 R$ = $0.002) karena: b. Potongan 30% Roblox Beberapa kreator menilai potongan 30% terlalu besar, terutama untuk game kecil. Sebagai perbandingan: c. Risiko Penipuan Akun DevEx rawan diretas hacker karena nilainya yang tinggi. Roblox mewajibkan verifikasi dua langkah (2FA) untuk mengurangi risiko ini. Robux vs. Mata Uang Virtual Lainnya Bagaimana perbandingan Robux dengan mata uang digital lain? Mata Uang Platform Konversi ke Fiat Kontrol Pengguna Robux Roblox Resmi (DevEx) Terbatas (harus melalui Roblox) V-Bucks Fortnite Tidak resmi Tidak ada GTA$ GTA Online Tidak resmi Tidak ada Bitcoin Global Resmi (bursa) Penuh Keunggulan Robux: Roblox memberikan jalan resmi untuk monetisasi, sementara kebanyakan game lain hanya memungkinkan pembelian, bukan penarikan. Masa Depan Ekonomi Roblox Roblox terus mengembangkan ekosistem ekonominya: Menurut analis Citi Group, ekonomi Roblox bisa tumbuh menjadi $1 triliun pada 2030 jika terus mengintegrasikan teknologi Web3 dan metaverse. Kesimpulan Robux bukan lagi sekadar “koin game” — ia adalah mata uang digital dengan nilai ekonomi nyata yang memberdayakan jutaan kreator global. Melalui program DevEx, Roblox berhasil menciptakan ekosistem di mana passion mengembangkan game bisa berubah menjadi profesi menguntungkan. Meski ada tantangan seperti potongan platform dan risiko keamanan, konsep ini telah membuktikan bahwa dunia virtual bisa menjadi sumber kemakmuran nyata. Bagi generasi muda, Roblox bukan hanya tempat bermain — ia adalah laboratorium kewirausahaan digital pertama yang mengajarkan bagaimana menciptakan nilai, membangun audiens, dan menghasilkan uang dari kreativitas. Dan itu semua dimulai dari selembar Robux. Sumber:

Blog

Di Balik Layar Roblox: C++ Fondasi Teknologi Roblox

Ketika jutaan pemain Roblox menjelajahi dunia virtual, bermain game, atau bahkan menciptakan pengalaman sendiri setiap hari, jarang yang menyadari kekuatan teknis yang berjalan di balik layar. Di antara berbagai bahasa pemrograman yang digunakan, C++ berperan sebagai fondasi baja yang menopang seluruh infrastruktur dan mesin inti platform ini. Tanpa kekuatan dan efisiensi C++, Roblox seperti yang kita kenal hari ini mungkin tidak akan pernah ada. Mengapa C++? Jawabannya Ada pada Kebutuhan Fundamental Roblox bukan sekadar platform game biasa. Ia adalah ekosistem virtual masif yang harus menangani: C++ dipilih karena mampu menjawab tantangan-tantangan ini secara langsung: C++ vs. Lua: Kerjasama Sempurna di Lapisan Berbeda Salah satu keajaiban arsitektur Roblox adalah bagaimana ia memisahkan kekuatan mentah C++ dari kemudahan pengembangan: Analogi: Bayangkan C++ adalah mesin V8 yang kuat dan rangka mobil yang kokoh dalam sebuah supercar. Lua adalah kemudi, pedal gas, dan tombol-tombol di dashboard yang mudah diakses pengemudi (pemain/kreator). Pengemudi tidak perlu tahu cara mesin bekerja secara detail, tapi mereka bisa mengendalikan mobil dengan presisi melalui antarmuka yang disediakan. Tantangan Menggunakan C++ dan Bagaimana Roblox Mengatasinya Menggunakan C++ untuk sistem sebesar Roblox bukan tanpa risiko: Solusi Roblox: Kesimpulan Meskipun Lua adalah wajah yang dikenal oleh kreator Roblox, C++ adalah tulang punggung tak terlihat yang memberikan kekuatan, kecepatan, dan stabilitas pada seluruh platform. Dari rendering grafis yang memukau hingga infrastruktur server yang menangani jutaan koneksi, C++ menyediakan fondasi performa dan kontrol yang mutlak diperlukan. Pemilihan C++ untuk komponen inti bukanlah kebetulan, melainkan keputusan teknis yang sangat tepat untuk memenuhi tuntutan ekstrem dari platform virtual masif dan real-time seperti Roblox. Tanpa fondasi baja C++ ini, dunia Roblox yang dinamis, kreatif, dan selalu aktif tidak akan mungkin terwujud. C++ adalah bukti nyata bahwa untuk membangun sesuatu yang besar dan kompleks, dibutuhkan fondasi yang kokoh dan efisien di level paling dasar. Sumber: codewizardshq

Blog

Lua di Roblox: Bahasa Pemrograman Cepat, Mudah, dan Aman

Di balik jutaan game interaktif di Roblox terdapat sebuah bahasa pemrograman yang menjadi fondasi kreativitas jutaan developer: Lua. Roblox memilih Lua bukan tanpa alasan bahasa scripting ini dikenal karena kemudahan penggunaan, kecepatan eksekusi, dan popularitas di industri game. Namun, yang membuat implementasi Lua di Roblox istimewa adalah adaptasi keamanan khusus yang dirancang untuk melindungi pengguna dari ancaman kode berbahaya. Mengapa Roblox Memilih Lua? Lua bukanlah bahasa asing di dunia game development. Sejak tahun 1993, Lua telah menjadi andalan untuk game-game AAA seperti World of Warcraft, Angry Birds, dan Civilization. Alasan utama Roblox mengadopsi Lua: 1. Kemudahan dan Kecepatan 2. Fleksibilitas di Industri Game Adaptasi Keamanan: Mencegah Kode Berbahaya di Sisi Klien Salah satu tantangan terbesar platform game online adalah keamanan. Di Roblox, kode berjalan di dua lingkungan: server (kontrol pusat) dan klien (perangkat pemain). Untuk mencegah eksploitasi, Roblox memodifikasi Lua menjadi dialek khusus bernama Luau dengan lapisan keamanan ketat: 1. Pembatasan Akses ke Fungsi Berbahaya 2. Enkripsi Kode dan Bytecode 3. Model Client-Server yang Ketat 4. Validasi Real-Time oleh Moderator AI Dampak Keamanan bagi Developer dan Pemain Adaptasi keamanan ini memberikan manfaat ganda: 1. Bagi Developer: 2. Bagi Pemain: “Keamanan bukan opsional di Roblox itu adalah fondasi. Setiap baris kode Luau dirancang untuk melindungi komunitas kami.”Roblox Security Team Kesimpulan Roblox telah mengubah Lua dari bahasa scripting generik menjadi alat ampuh yang seimbang antara aksesibilitas dan keamanan. Dengan Luau, developer dari remaja hingga profesional bisa menciptakan game imersif tanpa kompromi pada perlindungan pengguna. Ini bukan sekadar teknis, tetapi filosofi: kreativitas harus berkembang di lingkungan yang terpercaya. Bagi Anda yang ingin memulai, pelajari Luau di Roblox Developer Hub, dan bergabunglah dengan jutaan developer yang membuktikan bahwa mudah, cepat, dan aman adalah kombinasi sempurna untuk revolusi game! Sumber: codakid+1

Blog

Dari Kode hingga Jutaan Dolar:Developer Roblox Raup $1 Juta/Tahun

Di balik layar game-game populer Roblox seperti Jailbreak, Adopt Me!, atau Brookhaven terdapat cerita inspiratif tentang developer yang mengubah baris kode menjadi sumber penghasilan fantastis. Salah satu contoh paling fenomenal adalah Alex Balfanz—creator game Jailbreak—yang berhasil meraup lebih dari $1 juta per tahun hanya dari coding di platform Roblox. Rahasia kesuksesannya terletak pada sistem monetisasi canggih Roblox bernama DevEx (Developer Exchange) yang terintegrasi langsung dengan kode. Bagaimana hal ini mungkin terjadi? Profil Alex Balfanz: Remaja Coding yang Jadi Jutawan Alex Balfanz mulai mengembangkan game di Roblox saat masih berusia 14 tahun. Pada 2017, ia meluncurkan Jailbreak—game aksi-petualangan di mana pemain bisa menjadi polisi atau perampok bank—bersama temannya, Badcc. Game ini langsung viral berkat: Hasilnya? Jailbreak telah dimainkan 5 miliar+ kali dan menghasilkan pendapatan yang membuat Alex Balfanz menjadi salah satu developer termuda yang sukses secara finansial di industri game. “Saya tidak pernah membayangkan coding hobi bisa mengubah hidup saya. Roblox memberi saya platform untuk mewujudkannya.”— Alex Balfanz, wawancara dengan Forbes (2021). Sistem DevEx: Jembatan dari Kode ke Dolar Roblox memungkinkan developer menghasilkan uang melalui DevEx—sistem yang mengonversi Robux (mata uang virtual Roblox) menjadi dolar nyata. Berikut cara kerjanya: 1. Monetisasi Lewat Kode Developer mengintegrasikan fitur monetisasi langsung ke dalam skrip Luau mereka. Contoh paling umum: 2. Konversi Robux ke Dolar 3. Integrasi dengan Analitik Roblox menyediakan Developer Stats untuk melacak: Faktor Kunci Kesuksesan: Kode Berkualitas + Strategi Bisnis Developer top seperti Alex Balfanz tidak hanya ahli coding, tetapi juga memahami bagaimana mengintegrasikan monetisasi ke dalam gameplay. Berikut rahasianya: 1. Update Berkala Berbasis Kode 2. Keamanan Transaksi 3. Komunitas yang Terlibat Kesimpulan Kisah Alex Balfanz dan developer top lainnya membuktikan bahwa coding di Roblox bukan sekadar hobi, tetapi jalur karier yang potensial. Dengan kombinasi: Siapa pun—dari remaja hingga profesional—bisa mengubah passion coding menjadi sumber penghasilan jutaan dolar. Seperti kata Alex Balfanz: “Mulailah dengan ide kecil, kode dengan hati, dan biarkan Roblox mengurus sisanya.” Sumber: Forbes – Roblox Millionaire

Blog

HTML Pertama: Dari 18 Tag Sederhana Hingga 110+ Tag di HTML5

Pada tahun 1991, ketika internet masih berupa jaringan akademis yang terbatas, Tim Berners-Lee menciptakan sesuatu yang akan mengubah dunia: HTML (HyperText Markup Language). Yang mengejutkan, dokumen HTML pertama hanya memiliki 18 tag—jauh lebih sederhana dibandingkan HTML5 modern yang punya lebih dari 110 tag. Bagaimana bahasa yang lahir dari kesederhanaan ini berevolusi menjadi fondasi 1,9 miliar website saat ini? Latar Belakang: HTML untuk “Dunia Kecil” Akademis HTML pertama kali diperkenalkan Berners-Lee saat ia bekerja di CERN (Organisasi Riset Nuklir Eropa). Tujuannya sederhana: memudahkan para ilmuwan berbagi dokumen teks, gambar, dan tautan. Pada era itu: Dengan kebutuhan yang minimal, Berners-Lee merancang HTML dengan 18 tag yang cukup untuk struktur dasar dokumen. Daftar 18 Tag HTML Pertama (1991) Berikut tag-tag legendaris yang mengawali revolusi web: Tag Fungsi <HTML> Mendefinisikan akhir dokumen HTML. <HEAD> Berisi metadata (informasi tentang dokumen). <TITLE> Judul halaman (muncul di tab browser). <BODY> Isi utama dokumen (teks, gambar, tautan). <H1>–<H6> Heading (judul) dengan 6 tingkatan ukuran. <P> Paragraf teks. <A> Anchor (tautan) ke dokumen lain. <UL> Unordered list (daftar dengan bullet). <OL> Ordered list (daftar bernomor). <LI> Item dalam daftar (untuk <UL> atau <OL>). <DL> Definition list (daftar definisi). <DT> Istilah dalam definisi. <DD> Deskripsi istilah. <PRE> Preformatted text (teks dengan spasi dan baris baru tetap). <BLOCKQUOTE> Kutipan panjang. <ADDRESS> Informasi kontak (alamat, email). <IMG> Menyisipkan gambar (awalnya hanya format XBM). <HR> Garis horizontal (pemisah konten). Catatan: Tag seperti <FONT>, <TABLE>, atau <DIV> belum ada. Styling? Tidak ada sama sekali! Dari 18 Tag ke 110+ Tag: Evolusi yang Tak Terhindarkan Kenapa HTML kini punya ratusan tag? Karena web berevolusi dari “dokumen statis” menjadi aplikasi interaktif. Berikut tonggak pentingnya: 1. HTML 3.2 (1997): Era Desain Visual 2. HTML4 (1999): Pemisahan Struktur dan Presentasi 3. HTML5 (2014): Web sebagai Aplikasi Mengapa Kesederhanaan Awal HTML Penting? Meski kini terlihat “primitif”, 18 tag pertama memiliki dampak fundamental: 1. Aksesibilitas Universal 2. Fondasi untuk Inovasi 3. Filosofi “Less is More” Berners-Lee sengaja membuat HTML sederhana karena: “Web harus menjadi alat kolaborasi, bukan seni kompleks. Kesederhanaan memastikan siapa pun bisa berkontribusi.” Perbandingan Mencengangkan: HTML 1991 vs. HTML5 Aspek HTML Pertama (1991) HTML5 (Sekarang) Jumlah Tag 18 tag 110+ tag Fokus Struktur dokumen teks Aplikasi interaktif, multimedia, semantik Styling Tidak ada (murni hitam-putih) CSS3, animasi, responsif Multimedia Hanya gambar (XBM) Video, audio, 3D, VR Contoh Website info.cern.ch YouTube, Instagram, Google Docs Kesimpulan: Dari 18 tag yang sederhana, HTML kini menjadi bahasa paling universal di planet ini—digunakan oleh 18 juta pengembang dan menggerakkan 63% aktivitas internet (W3Techs, 2023). Kesederhanaan awalnya bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang memungkinkan web tumbuh secara organik. Setiap kali Anda membuka website—baik blog sederhana atau aplikasi kompleks—ingatlah bahwa semuanya bermula dari 18 tag yang dirancang untuk satu tujuan: menghubungkan pengetahuan. Itulah keajaiban HTML. Sumber:

Blog

CSS: Sebuah Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Dominasi Web

Bayangkan web modern tanpa CSS—tanpa layout yang presisi, animasi halus, atau desain responsif. Sulit, bukan? Namun, fakta sejarah yang mengejutkan: CSS hampir ditolak total oleh browser pada 1994. Dua raksasa internet saat itu, Netscape dan Microsoft, justru lebih memilih styling langsung melalui tag HTML seperti <FONT>. Bagaimana bahasa yang kini menjadi fondasi visual web ini nyaris mati di awal kelahirannya? Latar Belakang: Web “Kacau” Sebelum CSS Pertengahan 1990-an adalah era kekacauan desain web. Website saat itu hanya menggunakan HTML murni dengan tag presentasional seperti: Masalahnya? Konten dan desain tercampur aduk. Perubahan kecil pada tampilan membutuhkan edit manual di setiap halaman. Håkon Wium Lie, seorang ilmuwan di CERN, punya solusi: pisahkan style dari struktur dengan bahasa baru bernama CSS (Cascading Style Sheets). Ia mempresentasikan ide ini pada 1994. Penolakan Besar-Besaran: Mengapa Netscape & Microsoft Menolak CSS? Alih-alih disambut, proposal CSS dihadapi skeptisisme: 1. Netscape: “Kami Punya Solusi Sendiri!” Netscape Navigator—browser dominan saat itu—lebih percaya pada tag HTML untuk styling. Mereka bahkan menciptakan tag proprietary seperti <BLINK> dan <MULTICOL> untuk efek visual. Alasan penolakan: 2. Microsoft: “HTML Cukup!” Microsoft dengan Internet Explorer (IE) awalnya juga menolak CSS. Mereka percaya: Hasilnya? CSS dianggap sebagai “gagasan akademis yang tidak praktis” oleh industri. Titik Balik: Internet Explorer 3 “Menebus Kesalahan” (1996) Dua tahun setelah penolakan, sebuah keputusan berani mengubah segalanya: Microsoft mendukung CSS penuh di Internet Explorer 3 (Agustus 1996). Langkah ini dilakukan karena: Meski implementasi pertama IE3 masih buggy (misal: box model yang salah), ini menjadi katalisator adopsi CSS. Netscape akhirnya ikut mendukung CSS di Navigator 4.0 (1997), meski setengah hati. Dampak Revolusioner: Bagaimana CSS Mengubah Web Selamanya Setelah adopsi IE3, CSS berkembang pesat: 1. Pemisahan Konten dan Desain 2. Lahirnya “Web Designer” sebagai Profesi CSS memungkinkan desainer grafis bertransisi ke web tanpa harus coding HTML. Tools seperti Dreamweaver (1997) memudahkan visual editing. 3. Era Web 2.0: Desain Dinamis CSS membuka jalan untuk: Tanpa CSS, kita tidak akan punya Instagram, Netflix, atau aplikasi web modern. Kesimpulan: CSS adalah bukti bahwa ide besar sering lahir dari ketidaksetujuan. Dari penolakan Netscape dan Microsoft, kini bahasa ini menggerakkan 98% website di dunia (W3Techs, 2023). Setiap kali Anda melihat website yang indah—baik di ponsel atau desktop—ingatlah bahwa fondasinya hampir tidak pernah ada. Kisah CSS mengingatkan kita: Kadang, yang “gagal” hari ini bisa jadi revolusi esok hari. Sumber:

Blog

JavaScript: Teknologi yang Memompa Kehidupan 99% Website

Di tengah lautan 1,9 miliar website yang ada saat ini, satu bahasa pemrograman muncul sebagai penguasa tak terbantahkan: JavaScript. Data terbaru dari W3Techs (2023) mengungkap fakta mengejutkan: 99% website global menggunakan JavaScript untuk menghadirkan interaktivitas. Angka ini menjadikannya bukan sekadar pilihan, melainkan bahasa wajib bagi setiap pengembang web—terutama di front-end. Bagaimana satu bahasa bisa mendominasi sedemikian rupa? Mari kita telusuri. Mengapa JavaScript Menjadi “Raja” di Dunia Web? JavaScript lahir pada 1995 sebagai skrip sederhana untuk menambahkan animasi di halaman web. Namun dalam 28 tahun, ia berevolusi menjadi ekosistem lengkap yang menggerakkan segalanya, dari tombol “like” di Facebook hingga aplikasi real-time seperti Google Maps. Alasan dominasinya: 1. Kemampuan Interaktivitas Tanpa Batas JavaScript memungkinkan website berperilaku seperti aplikasi desktop: Tanpa JavaScript, web akan terasa statis seperti buku digital—bukan pengalaman interaktif yang kita kenal hari ini. 2. Ekosistem Terbesar di Dunia Pemrograman JavaScript didukung oleh jutaan pustaka (library) dan framework yang mempercepat pengembangan: Bahkan teknologi AI seperti TensorFlow.js kini bisa dijalankan langsung di browser berkat JavaScript. 3. Kemudahan Akses dan Kompatibilitas Dari 1% Menjadi 99%: Perjalanan Revolusioner Pada awal 2000-an, JavaScript hanya digunakan di 10% website—kebanyakan untuk fitur minor seperti jam digital atau pop-up iklan. Namun tiga perubahan besar melambungkan popularitasnya: 1. AJAX (2005): Revolusi Web Dinamis Teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) memungkinkan website memuat data tanpa refresh. Contoh terkenal: Google Maps (2005) yang memungkinkan pengguna menggeser peta dengan mulus. Ini mengubah persepsi: JavaScript bukan lagi “pemanis” web, melainkan tulang punggung interaktivitas. 2. Node.js (2009): JavaScript Menembus Server Ryan Dahl menciptakan Node.js—runtime JavaScript untuk server. Tiba-tiba, JavaScript bisa: Ini menghapus batasan “JavaScript hanya untuk front-end”. 3. Framework Modern (2010–Sekarang) Kini, 95% website dengan fitur kompleks menggunakan setidaknya satu framework JavaScript. Dampak Nyata: Bagaimana JavaScript Mengubah Kehidupan Digital Anda? Coba bayangkan internet tanpa JavaScript: Dari 1,9 miliar website yang ada, hanya 1% yang tanpa JavaScript—kebanyakan situs statis seperti arsip pemerintah atau blog sederhana. Masa Depan JavaScript: Masihkah 99% Bertahan? Meski sudah menguasai web, JavaScript terus berinovasi: Menurut Stack Overflow Developer Survey 2023, JavaScript tetap menjadi bahasa paling populer selama 11 tahun berturut-turut. Prediksi: Dominasinya akan bertahan minimal hingga 2030 Kesimpulan: Angka 99% bukan sekadar statistik—ia mencerminkan betapa JavaScript telah menjadi fondasi interaktivitas digital. Dari startup kecil hingga raksasa teknologi, semua bergantung padanya untuk: Bagi calon programmer, mempelajari JavaScript bukan lagi opsional—ini investasi wajib untuk karir di era digital. Seperti yang dikatakan Brendan Eich (pencipta JavaScript):“JavaScript adalah bahasa yang Anda benci hingga Anda menyadari betapa Anda membutuhkannya.” Sumber:

Blog

Mengenal Whitespace: Bahasa Pemrograman yang Tidak Terlihat

Dalam dunia coding, kita terbiasa melihat kode yang penuh dengan karakter dan simbol. Namun, ada satu bahasa pemrograman yang sangat unik dan berbeda dari yang lain: Whitespace. Sesuai dengan namanya, bahasa ini hanya menggunakan karakter “tak terlihat” seperti spasi, tab, dan baris baru (newline) untuk menulis program. Akibatnya, kode yang dibuat dengan Whitespace tidak terlihat seperti kode pada umumnya. Bagaimana Whitespace Bekerja? Alih-alih menggunakan huruf, angka, atau simbol, Whitespace bergantung pada kombinasi spasi, tab, dan baris baru untuk mewakili perintah (command) dan data. Setiap instruksi dalam Whitespace dimulai dengan satu dari tiga kombinasi karakter yang disebut Instruction Modification Characters (IMC): Sebagai contoh, jika Anda ingin menambahkan dua angka, Anda perlu menulis serangkaian karakter spasi dan tab. Angka itu sendiri diwakili dalam bentuk biner, di mana spasi adalah 0 dan tab adalah 1. Program diakhiri dengan kombinasi [Tab][Newline]. Tujuan Diciptakannya Whitespace Whitespace diciptakan oleh Edwin Brady dan Chris Morris pada tahun 2003, bertepatan dengan Hari April Mop. Awalnya, bahasa ini dibuat sebagai lelucon dan bentuk eksperimen untuk menunjukkan bahwa bahasa pemrograman tidak harus terlihat seperti kode. Mereka ingin menyoroti bahwa karakter yang kita anggap sebagai spasi kosong bisa memiliki makna dan fungsi yang sama pentingnya. Meskipun Whitespace tidak praktis untuk pengembangan perangkat lunak skala besar, keberadaannya membuktikan kreativitas dan fleksibilitas dalam dunia coding. Ini juga menjadi pengingat lucu bahwa apa yang kita lihat di layar hanyalah representasi dari perintah logis yang mendasarinya. Mengapa Unik dan Menarik? Keunikan Whitespace terletak pada fakta bahwa kode-kode lainnya bisa disembunyikan di dalamnya. Misalnya, Anda bisa menulis program C++ dan menyembunyikan kode Whitespace di dalam spasi dan tab yang digunakan untuk indentasi. Ketika program C++ dijalankan, ia akan mengabaikan spasi dan tab. Namun, jika kode yang sama dibaca oleh interpreter Whitespace, ia akan menjalankan program yang “tersembunyi” tersebut. Ini membuat Whitespace menjadi contoh yang menarik dari seni coding dan permainan kata-kata di antara programmer. Meskipun tidak digunakan untuk pekerjaan serius, bahasa ini menjadi bagian penting dalam sejarah bahasa-bahasa esoterik (bahasa pemrograman yang aneh dan unik) dan terus memukau banyak orang dengan konsepnya yang tidak biasa. Sumber : geeksforgeeks

Blog

Tahun 1957: Lahirnya FORTRAN, Bahasa Pemrograman Pertama

Pada tahun 1957, dunia komputasi mengalami revolusi besar dengan dirilisnya FORTRAN oleh IBM. Nama FORTRAN sendiri adalah singkatan dari Formula Translator, sebuah nama yang mencerminkan tujuan utamanya: untuk mempermudah penerjemahan formula matematika yang kompleks menjadi kode yang dapat dipahami oleh komputer. Asal usul FORTRAN FORTRAN, yang merupakan singkatan dari Formula Translator, lahir dari inisiatif John W. Backus pada akhir tahun 1953 di IBM. Ia mengajukan proposal untuk membuat alternatif yang lebih praktis daripada bahasa assembly untuk memprogram komputer mainframe IBM 704. Tim yang dipimpin oleh Backus berhasil membuat draf spesifikasi pertama pada tahun 1954 dan manualnya diterbitkan pada tahun 1956. Puncaknya, kompiler FORTRAN pertama diluncurkan pada bulan April 1957. Bahasa ini menghasilkan kode yang sangat efisien, sehingga para programmer beralih menggunakannya. Mengapa FORTRAN Begitu Penting? Sebelum FORTRAN, pemrograman komputer sangatlah rumit. Para programmer harus menulis kode menggunakan bahasa tingkat rendah seperti assembly yang sangat dekat dengan cara kerja mesin. Kode ini sulit dibaca dan dipahami oleh manusia. FORTRAN mengubah segalanya. Sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama yang digunakan secara luas, FORTRAN memungkinkan para ilmuwan dan insinyur untuk menulis program menggunakan sintaks yang lebih mirip dengan bahasa Inggris dan notasi matematika. FORTRAN dan Dampaknya Meskipun usianya sudah lebih dari enam dekade, FORTRAN masih relevan hingga saat ini, terutama di bidang komputasi ilmiah, simulasi iklim, dan pemodelan keuangan. Seiring berjalannya waktu, FORTRAN terus diperbarui dan dikembangkan. Keberhasilan FORTRAN juga menjadi inspirasi bagi lahirnya bahasa pemrograman lain. Bahasa seperti COBOL, Lisp, dan BASIC muncul setelahnya, masing-masing dengan fokus dan tujuan yang berbeda. Sumber :

Blog

Fondasi Semua Kode: Mengapa Komputer Hanya Memahami 0 dan 1

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana komputer yang canggih bisa melakukan begitu banyak hal, mulai dari bermain game hingga menjalankan internet? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana: semua itu bermuara pada dua angka saja, yaitu 0 dan 1. Sistem ini dikenal sebagai sistem biner. Apa itu Sistem Biner Sistem biner adalah bahasa dasar yang digunakan oleh komputer. Angka-angka ini tidak sembarang, melainkan merepresentasikan dua kondisi listrik yang berbeda: Setiap 0 atau 1 disebut sebagai satu bit (binary digit). Ketika bit-bit ini digabungkan, mereka bisa merepresentasikan informasi yang jauh lebih kompleks. Sebagai contoh, huruf “A” yang kita kenal di keyboard sebenarnya disimpan dalam komputer sebagai kombinasi 8 bit: 01000001 Mengapa Harus Biner? Alasan mengapa komputer menggunakan sistem biner sangatlah praktis. Komponen elektronik, seperti transistor, sangat efisien dalam mengenali dua kondisi saja (on atau off). Jauh lebih mudah dan andal untuk membangun sirkuit yang membedakan antara “ada sinyal” dan “tidak ada sinyal” daripada sirkuit yang harus mengenali puluhan atau ratusan level sinyal yang berbeda. Dari Biner ke Informasi Kompleks Dengan hanya 0 dan 1, komputer dapat merepresentasikan hampir semua jenis data: Jadi, di balik semua program, aplikasi, dan situs web yang rumit, ada fondasi yang sangat sederhana dan kuat. Semua program yang Anda gunakan, dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih, pada akhirnya hanyalah serangkaian instruksi yang dibuat dari 0 dan 1. Sumber : Kumparan.com

Scroll to Top